Minggu, 17 Agustus 2014

Dirgahayu Indonesiaku: Memaknai Kemerdekaan Integral

Bismillahirrahmanrrahiim.

Merdeka ! Merdeka ! Merdeka !


Alhamdulillah.
Saat ini, Indonesia-ku telah memasuki usia yang ke 69. Hmm, usia yang sudah cukup dewasa menurut saya, untuk ukuran sebuah bangsa. Ya, seperti yang biasa sudah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya, dalam rangka meramaikan euforia di hari kemerdekaan Indonesia,warga-warga saling berlomba untuk mengibarkan bendera sang saka merah putih di depan rumahnya, mungkin mereka ingin menunjukan rasa nasionalismenya dan penghargaannya terhadap para pejuang yang sudah berusaha mati-matian membela bangsa ini. Kebetulan saat ini saya tidak ikut mengibarkan bendera, bukan karena jiwa nasionalisme saya diragukan, tapi karena yang memiliki tanggungan itu, bapak dan ibu di kosan saya. :) Ya, mudah-mudahan dengan tulisan ini, bisa menjadi sedikit menjadi bukti rasa nasionalisme saya, hehe. Disamping bendera, ada lagi yang lainnya, hebohnya warga dalam mengadakan lomba-lomba juga turut menyemarakkan hari kemerdekaan, seperti lomba balap karung, makan kerupuk, tiup balon, tarik tambang, masukin paku ke dalam botol kecil (ini yang paling sulit menurut saya) hingga panjat pinang, bisa kita saksikan di setiap kelurahan. Hmm, saya perhatikan, lomba-lomba seperti ini sepertinya memang sudah menjadi lomba tahunan dan andalan bagi warga kita dalam menyambut kemerdekaan, sehingga setiap tahun, lomba-lomba seperti inilah yang diadakan. Semuanya saling berkumpul, saling bersaing, saling bekerjasama, saling dorong, saling tarik, hingga saling pukul (?) untuk bisa menjadi pemenang dan mendapatkan hadiah-hadiah menarik nan menggiurkan  di perlombaan tahunan ini. Dilengkapi dengan ramainya gelak tawa dan riang tak terkira dari anak-anak kecil, disambut ibu-ibu yang tak mau ketinggalan heboh, semua yang ada semakin menambah semaraknya ulang tahun bangsa Indonesia pada tahun ini.

Lomba Memasukkan Paku dalam Botol

Belum Kemerdekaan Integral

Kemerdekaan bangsa ini merupakan sesuatu yang memang patut kita sambut dengan penuh keceriaan, suka cita dan juga kesenangan. Karena memang dahulu, kata 'kemerdekaan' merupakan suatu hal yang paling ditunggu-tunggu oleh warga ini. Betapa tidak, lebih dari 3,5 abad lamanya warga ini terpuruk, berada dalam tekanan bahkan penindasan kaum penjajah, dan juga kemiskinan bahkan ancaman kematian senantiasa menghantui warga ini, maka kata 'Kemerdekaan', bagi mereka menjadi sebuah rahmat di tengah penantian yang begitu-teramat-sangat panjang. Sehingga, sambutan keceriaan yang dipenuhi dengan rasa syukur terkira adalah kepatutan yang perlu untuk dilakukan. Hmm, namun sepertinya ada satu hal yang jangan sampai terlupakan, bahwa sambutan keceriaan itu seyogyanya juga perlu dibarengi dengan kesadaran untuk melakukan evaluasi perbaikan. Ya, upaya untuk tetap menyadari bahwa masih ada permasalahan yang belum selesai dari bangsa ini, mengenali permasalahannya, menerimanya, dan menyusun rencana perbaikan itu semua adalah semangat yang perlu kita bawa, selepas euforia ini, agar kita semua tetap bisa melanjutkan kehidupan kita dalam berbangsa kedepannya dalam keadaan yang lebih baik. Karena kalau kita coba merenungi dan menghayati lagi, makna kemerdekaan yang kita miliki saat ini, maka rasanya, menurut saya pribadi, makna kemerdekaan disini belum memiliki makna yang bulat, artinya, kemerdekaan yang kita peroleh sampai saat ini, sampai detik ini, masihlah hanya sebagian saja, belum sepenuhnya merdeka, atau saya bahasakan bahwa bangsa Indonesia saat ini, belum memperoleh kemerdekaan yang integral (menyeluruh).

Setiap darah, keringat dan air mati para pejuang dan syuhada terdahulu yang menjadi harga untuk membayar kemerdekaan, adalah suatu hal yang patut bahkan wajib kita hargai dan juga kita hormati saat ini, sehingga Alhamdulillah, sampai detik ini, kita tidak lagi merasakan penjajahan secara fisik ataupun konstitusional. Kalau dulu perdagangan kita dimonopoli oleh kongsi dagang asing, saat ini petani kita tidak lagi perlu merasa takut mengatakan, 'ini adalah sawah saya, sehingga saya bebas menanam apa saja disini', kalau dulu mereka yang menyuarakan kemerdekaan, diancam hari esok tidak akan melihat matahari terbit, maka sekarang, setiap dari kita, bisa menikmati indahnya semburat langit merah yang tengah menyambut matahari pagi selepas subuh, kalau dulu para pemuda dipaksa untuk dipekerjakan semaunya di tanahnya sendiri, dirumahnya sendiri, suka ataupun tidak suka, maka sekarang, anak-anak muda bebas untuk memiliki mimpi-mimpi besar untuk bangsanya, dan memperjuangkan mimpi-mimpinya itu. Alhamdulillah. Kita harus mensyukuri semua itu. Pencapaian yang telah dilakukan oleh pejuang terdahulu, bagi saya adalah modal untuk memerdekaan sepenuhnya bangsa Indonesia saat ini. Ya, saya menyadari bahwa saat ini Indonesia tengah dijajah dalam versi yang berbeda: banyaknya perusahaan asing yang cenderung merugikan, dominasi produk-produk luar di pasar domestik, tergerusnya kekayaan alam, bangga terhadap budaya barat yang mengesampingkan identitas bangsa, dan juga permasalah korupsi yang semakin menggurita, itu semua menjadi faktor penyebab mengapa kesejahteraan yang menasional menjadi utopia hingga saat ini. Ya, itulah tantangan-tantangan baru yang ada dihadapan kita saat ini, selepas kemerdekaan telah berhasil dideklarasikan. Tantangan-tantangan yang perlu kita jawab untuk menyempurnakan kemerdekaan. Dan kita semualah, pemuda-pemudi angkatan '20, yang paling bertanggung jawab menjawab tantangan-tantangan itu, dalam rangka melanjutkan estafet perjuangan yang telah dicapai oleh para pejuang terdahulu. Indonesia sudah merdeka? Sudah, namun belum kemerdekaan yang integral. Kitalah yang bertanggung-jawab untuk meng-integral-kan makna kemerdekaan itu. Merdeka !

Terakhir, tulisan ini sejatinya berawal dari tergugahnya penulis dengan perkataan Ust. Tengku Dzulkarnain di dalam sebuah kajian yang mengangkat tema "Kemerdekaan dalam Perspektif Islam" di Masjid Ukhuwah Islamiyah kemarin. Dalam kajian tersebut beliau berkata:

"Kemerdekaan adalah warisan para pejuang bangsa dan amanat untuk anak dan cucu generasi mendatang."


Ya, sekali lagi, ingin menyampaikan, bahwa kemerdekaan ini adalah warisan dari para pejuang bangsa kita terdahulu yang patut bahkan wajib untuk kita syukuri, kita patut berdoa semoga Allah membalas setiap pengorbanan mereka dengan sebuah kebaikan dan memberikan mereka tempat yang sebaik-baiknya di Syurga. Dan juga tak lupa untuk tanggung jawab kita saat ini, kita perlu untuk membenahi apa-apa yang masih menjadi kekurangan dari bangsa ini, karena kelak, anak dan cucu kita di generasi mendatang, sangat-sangat berhak untuk mewarisi kondisi Indonesia yang jauh lebih baik. InsyaAllah.

Dirgahayu Indonesiaku yang ke-69

Semoga bangsa ini, bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya. Mari kita berkontribusi menjawab tantangan bangsa. Semata, untuk...

Indonesia yang lebih Merdeka,
Indonesia yang lebih Bermartabat, dan
Indonesia yang lebih Berdaulat


Dirgahayu Indonesiaku. Merdeka !

Tertanda,
Penulis yang baru belajar nulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar