Kamis, 09 Mei 2013

Ramadhan: Momen Pembenahan

Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim. Wash shollatu was sallamu ‘ala Rasulillah.

Ikhwah fillah yang ana cintai karena Allah. Tak terasa, kini kita hampir sampai pada Bulan yang Agung penuh Berkah, yaitu Bulan Ramadhan. Bulan terbaik yang sangat dinantikan mereka-mereka yang mengharapkan berkah, rahmat, ampunan, dan kasih sayang Allah Rabbul Izzati. Waktu berjalan begitu cepat, padahal masih begitu terasa nikmat dakwah saat Ramadhan tahun lalu, suka duka dalam perjuangan di bulan itu. Tak ada kata yang patut kita ucapkan bersama selain syukur Alhamdulillah atas nikmatnya hingga kini kita masih bisa merasakan nikmat hidup dalam naungan Islam dan kita sama-sama berharap semoga kita semua bisa sampai pada Bulan Ramadhan yang mulia.

Ikhwah fillah, Bulan Ramadhan adalah Bulan Besar, penuh keutamaaan di dalamnya, ampunan yang begitu luas, rahmat yang tiada akhir dan berkah yang tiada henti-hentinya Allah turunkan pada bulan ini, sebagaimana Rasulullah Saw. menyampaikan kabar gembira ini kepada kita semua dalam Khutbahnya menyambut bulan Ramadhan,

         “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, pada bulan ini seluruh pintu surga dibuka, seluruh pintu neraka dikunci, syetan-syetan dibelenggu, pada bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikannya maka ia telah terhalang dari kebaikan dan Allah membebaskan hamba-hambanya dari neraka pada setiap malam bulan Ramadhan.”
 (HR. An- Nasa’I, Ahmad dan Al-Baihaqi dengan Sanad Shahih)

          MasyaAllah, betapa besarnya keutamaan bulan Ramadhan, pintu surga dibuka mengartikan Rahmat Allah yang menaungi kita di bulan ini, seiring dengan itu pintu neraka dikunci rapat, semakin meyakinkan kita bahwa kasih sayang Allah benar-benar akan menyertai kita, Allah sangat cinta dengan kita semua. Syetan-syetan akan dibelenggu membuat kita menjadi mudah dalam melakukan amal kebaikan, karena salah satu dari dua faktor kemaksiatan –Bisikan Syetan dan Nafsu Syahwat—ditutup oleh Allah, sehingga benar-benar esensi shaum 
kita berarti berjihad melawan keburukan yang ada dalam diri kita, dan akan ada nantinya satu malam yang sangat Agung., malam Lailatu al-Qadr, satu malam bernilai kebaikan 83 tahun yang hanya diperuntukkan bagi umat Nabi Muhammad Saw. Meresapi hadits ini betapa hati kecil ini kemudian berucap,

          “Allah benar-benar mencintai umat ini…”

Ikhwah Fillah, ini adalah momentum besar, tidaklah patut bagi kita Aktivis Dakwah lalai dari kesempatan berharga ini. Ini adalah bulan Ramadhan yang menjadi momen pembenahan bagi kita semua untuk memperbaiki kembali kekuatan ruhani kita, membersihkan hati-hati kita, meluruskan niat-niat kita, memaknai kembali hakikat dakwah kita,  mempersiapkan perbekalan bagi jiwa kita dan merenungi kembali bahwa Allah... adalah tujuan kita, hingga kemudian selepas Bulan Ramadhan nanti, diharapkan akan tampil kader-kader yang benar-benar dibutuhkan oleh perjuangan dakwah ini, kader-kader yang sangat dirindukan oleh penantian kebangkitan Islam, yakni Kader-Kader yang Bertakwa. Sebagaimana hal ini dapat kita fahami sebagai visi dari Ramadhan itu sendiri, la’allakum tattaquwn(Q.s. al-Baqarah: 183). Ikhwah, inilah yang kita harapkan dari Bulan Ramadhan nanti, yaitu kader-kader dakwah yang bertakwa, kader-kader yang siap mengorbankan jiwa dan raganya di medan perang, dengan keimanan yang tulus lillahi ta'ala. Akhi Ukhtiy, pada bulan Ramadhan nanti, menangislah sejadi-jadinya, bertaubat kepada Allah atas dosa-dosa yang mungkin kita lakukan tanpa kita sadari, selama setahun penuh ini kita berdakwah, karena boleh jadi, pertolongan Allah dan kemenangan dakwah, itu semua tertunda karena dosa-dosa yang kita lakukan dalam dakwah ini, menangislah penuh harap ampunan-Nya, harap kemengan dari-Nya bagi dakwah ini. Siapkan diri antum untuk bulan pembenahan, bulan kemenangan yang telah disaksikan sepanjang sejarah Islam, bahwa ia mampu membawa prajurit-prajurit kaum muslimin menuju kemenangan ditengah dahsyatnya Perang Badar, kecamuk Perang Ahzab, dan mulianya pembebasan kota Mekah.  

Akhiy Ukhtiy, Kita perlu mempersipkan diri, jauh-jauh hari dua bulan menjelang Ramadhan –Rajab dan Sya’ban— menjadi modal kita bersama untuk mempersiapkan perbekalan : merancang strategi, mengukur standar, dan menetapkan tujuan di dalam bulan Ramadhan.

Menetapkkan Target Pencapaian

          Allah menjanjikan pahala yang tak terkira pada bulan ini, untuk itu jangan sampai kita lalai dan tidak mendapatkan keutamaan ini hanya karena amalan-amalan yang tidak terencanakan dengan baik dan terukur pada bulan ini. Kurangi hal-hal yang tidak membawa manfaat, bermalas-malasan yang hanya membuang waktu kita yang berharga untuk melakukan ketaatan kepada Allah. Bulan ini kita harus lebih produktif dalam amal, karenanaya penting bagi kita menentukan apa saja yang perlu dilakukan dan dicapai di bulan penuh kebaikan ini. Tetapkan target antum di bulan Ramadhan – Bulan dimana Allah memberi kemudahan bg hambanya untuk beramal sholeh--, niatkan dari sekaran...

Berapa kali antum mau menghatamkan al-Qur’an ? 1 kali, 2 atau 3 kali ?

Berapa Surat yang antum mau hafalkan ?

Berapa besar anggaran yang ingin antum dermakan ?

Shalat sunah yang ingin antum jaga (dhuha, qobliyah, ba’diyah, hajat) ?

Buku-buku bermanfaat yang antum akan baca ?

Akankah menjaga Shalat Berjama’ah?

Akankah menjaga penuh puasa Ramadahan ?

Akankah menjaga penuh shalat tarawih dan witir?

Bertaubat kepada Allah dan menangis sejadi-jadinya ?

Dsb…

Azamkan dari sekarang! Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang gagal dalam Ramadhan nanti, hanya karena kita kalah dalam merencanakannya.
       
           Ikhwah fillah, sungguh perencanaan yang matang dan bijak akan menentukan hasil kita pada akhirnya, untuk itu yuk mari kita sama-sama tetapkan standar amalan kita di bulan Ramadhan nanti, standar Aktivis Dakwah! Memperbaiki aspek ruhani, fikri , jasadi hingga haraki pada diri kita, namun jangan lupa untuk tetap mempersiapkan dengan matang aktivitas dakwah kita di bulan Ramadhan nanti, karena ini merupakan amal jariyah yang akan terus mengalir dan berlipat-lipat balasannya, banyak amal-amal yang bisa mengucurkan pahala dengan deras, dengan mengajak orang lain berkhidmat pada kemuliaan Islam di bulan Ramadhan. Ishlah nafsaka wad’u ghoiruka, perbaiki dirimu dan ajaklah orang lain.

Standar Amal Harian

Al-imaanu yaziidu wa yanqushu, iman itu naik-turun, fluktuaktif dan tidak konstan, ini semua sudah menjadi sifat yang melekat pada keimanan itu sendiri. Oleh karenanya, penyikapan yang bijak dan tepat di perlukan dalam hal ini, Salah satunya dengan membuat Standar Amal Harian. Masalah ini sangat erat kaitannya dengan Target Pencapaian yang sudah kita bahas diatas, ketika kita berazam untuk menghatamkan al-Qur’an 1 kali di bulan Ramadhan, maka sebelumnya perlu bagi kita membiasakan diri membaca al-Qur’an minimal 1 juz dalam seharinya agar ketika Ramadhan nanti, kita sudah merasa ringan dan tidak merasa terbebani. Membiasakan diri membaca 1 juz al-Qur’an / hari, terus berulang dan istiqomah menjalaninya hingga kemudian kebiasaan ini menjadi Standar Amal Harian di tengah aktivitas hidup kita. Hal ini juga berlaku bagi target-target yang lainnya.

        Bulan Rajab dan Sya’ban sejatinya Allah jadikan sebagai bulan persiapan sebelum memasuki bulan Ramadhan, salah satu persiapan yang perlu dilakukan yaitu membentuk kebiasaan yang memang diperlukan saat Ramadhan nanti. Sebelum memasuki kedua bulan ini, biasakan bagi kita untuk menjaga shalat berjama’ah, dzikir harian, tilawah al-Qur’an, shalat sunah, doa dsb dari sekarang. Biasakan bagi kita melaksanakan shaum yang dianjurkan –Senin Kamis, Ayyamul Bidh, Dhaud--, dan puasa Qodha/ pengganti bagi kita yang mungkin pernah meninggalkan kewajiban puasa saat Ramadhan yang lalu dan belum menunaikannya hingga sekarang. Biasakan, hingga ini semua menjadi 
Standar Amal Harian kita, ruh kehidupan islami kita, hingga kita akan merasa ada yang hilang dari diri kita tatkala meninggalkan salah satunya. Wallahu’alam.   

        Ikhwan wa Akhwat Fillah, sebelumnya mohon maaf atas kesalahan yang pernah ana buat, baik sengaja ataupun tidak. Satu untaian doa kita ucapkan bersama, penuh harap semoga Allah tetap mempertemukan kita bersama hingga Bulan Ramadhan nanti, dalam indahnya dakwah dan ukhuwah…
  اَللَّهُمَّ باَرِكْ لَناَ فِيْ رَجَبَ وَشَعْباَنْ وَبَلِغْناَ رَمَضَانْ
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan 
sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan”

Uhibbukum fillah,
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu.